Islam di Mata Mualaf Ipar mantan PM Inggris
hai...hai...hai... blogger udah jumat lagi nih... cepet banget ya minggu ini terlewati udh mau minggu terakhir aja di bulan februari ini... ga berasaaaaa....
sambil nunggu jam istirahat n makan siang iseng browsing di antara news. ada artikel bagus mengenai seorang wanita yang menjadi mualaf di Inggris, kisahnya menarik untuk dibaca dan ada pelajarannya pasti yg dapat kita petik.
tadi sih dapet artikelnya dari sini Islam di mata mualaf ipar mantan PM Inggris ini dia nih cerita lengkapnya... baca yuks....
Colchester (ANTARA News) - "Apakah menjadi muslimah membuat anda merasa damai?," tanya seorang gadis cilik kepada Lauren Booth, adik ipar mantan PM Inggris Tony Blair. "It's very peacefull," jawab Booth yang sudah setahun menjadi muslimah.
Booth menjawab pertanyaan itu pada seminar "Islam, Fear Or Not To Fear?" yang merupakan bagian dari acara Islam Conference yang digelar Islamic Society Essex University, Colchester, pekan silam.
Perempuan kulit putih itu menjadi pembicara dengan topik "My Journey to Islam". Seminar itu dihadiri lebih dari 200 peserta termasuk walikota Colchester Sonia Lewis.
Dia mengatakan Muslim ingin semua orang menjadi bahagia. "Menjadi Muslim merupakan suatu kedamaian," ujar Lauren Booth lalu mengatakan bahwa kini dirinya menjadi lebih tenang.
Booth, yang mengenakan jilbab begitu menjadi muslimah, mengaku dibesarkan oleh orang tua yang tak religius di London Utara.
"Ayah saya, aktor Tony Booth, membagi waktunya antara bandar judi dan pub," kata perempuan kelahiran 1967 itu. Tony Booth dikenal karena perannya dalam Till Death Do Us Part. Tony adalah ayah dari Cherie Blair, istri mantan PM Inggris Tony Blair.
Kedua orang tuanya non-Muslim dan Booth menyebut ibunya lebih percaya tahayul, misalnya meletakkan benda tertentu di tempat tidur untuk mengusir setan.
"Pada saat saya kecil saya ingat suka berdoa kepada Tuhan, saat teman-teman bermain ketika istirahat saya justru suka membaca Alkitab," katanya.
Booth mengatakan persepsinya tentang Islam sama dengan umumnya orang barat saat terjadi peristiwa 9/11 di New York Amerika Serikat.
Tapi, ia mulai berpikir "apakah 1,3 miliar Muslim di dunia seburuk yang disebut-sebut. Mengapa tidak pernah terjadi perang besar antara kami dan mereka?"
Pertanyaan lain yang muncul adalah "mengapa wanita harus pergi belanja dengan mengunakan baju panjang dan penutup kepala. Sepertinya mereka merasa curiga saat saya sapa."
Dia mengaku "Saya hanyalah seorang wanita biasa yang merasa yakin ada sesuatu yang hilang dengan terjadinya peristiwa 9/11."
Dia mengaku makin penasaran dan sejak itu Lauren bertanya mengenai Islam, di antaranya kepada supir taksi yang berasal Somalia, Afganistan dan Irak.
Pada saat itu, sebagai wartawan Booth mendapat tugas meliput ke Palestina. Dia memang jurnalis yang sangat produktif dan menulis laporannya di berbagai Koran di Inggris seperti New Statesman, The Sunday Times, Guardian dan Daily Mail.
Pada tahun 2005, ia mengunjungi Tepi Barat untuk wawancara dengan Mahmoud Abbas. Pada tahun 2008, Lauren Booth kembali ke Gaza. Ia juga sering menghabiskan waktunya di Iran.
Saat terjadi pengepungan Israel di Jalur Gaza, Lauren menolak keluar dan menyatakan suatu kehormatan berada di bawah pengepungan bersama dengan orang-orang Palestina yang ingin bertahan hidup di bawah pendudukan Israel.
Makam Fatima
Lauren selanjutnya menjadi juru kampanye menentang perang di Irak. Dia mendukung Koalisi Hentikan Perang, Media Pekerja Terhadap Perang dan Gerakan FreeGaza.
Lauren memutuskan menjadi seorang Muslim enam pekan setelah mengunjungi makam Fatima al-Masumeh di kota Qom.
"Pada saat itu saya duduk dan merasakan keadaan yang penuh dengan spiritual, kebahagiaan mutlak dan sukacita," katanya.
Ketika dia kembali ke Inggris, Lauren memutuskan untuk segera mengucapkan dua kalimat Syahadah dan menganut agama Islam. "Saya tidak lagi minum alkohol," ujar Lauren yang menyebutkan bahwa keluarganya sangat kecanduan termasuk ayah dan mantan suaminya.
Ibu dua anak itu mengaku menjalani salat lima waktu dan punya hubungan sangat dekat dengan ibundanya.
Ketika anak Booth bertanya, apakah setelah menjadi Muslim ia akan tetap menjadi ibu bagi mereka, dia menjawab "Tentu saya menjadi ibu yang baik bagi mereka," ujar Lauren. Kedua anaknya mengikuti jejak Booth.
"Saya berusaha memberikan contoh, tidak mengurui mereka," ujar Lauren. Dia juga membaca Al-Qur`an setiap hari dan berharap tahun ini bisa melaksakan ibadah umroh.
Menurut Lauren Booth, makin banyak umat Muslim di Inggris merupakan pertanda baik bagi Negara tersebut. Dia mencontohkan diri sendiri yang sejak memeluk Islam menjadi pekerja yang baik dan menjadi ibu yang lebih baik untuk kedua putrinya.
Lauren berharap, perpindahan imannya menjadi seorang Muslimah itu bisa membantu Tony Blair, yang memperistri kakak tirinya, Cherrie, mengubah praduga tentang Islam. Tony Blair adalah pendukung George Bush dalam perang Irak.
Ketika berkomentar mengenai Tony Blair, Booth mengatakan "Tony Blair....... yaa Tony Blair," ujarnya diplomatis.
(ANT/A038)
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011
"Read More. . ."
sambil nunggu jam istirahat n makan siang iseng browsing di antara news. ada artikel bagus mengenai seorang wanita yang menjadi mualaf di Inggris, kisahnya menarik untuk dibaca dan ada pelajarannya pasti yg dapat kita petik.
tadi sih dapet artikelnya dari sini Islam di mata mualaf ipar mantan PM Inggris ini dia nih cerita lengkapnya... baca yuks....
Colchester (ANTARA News) - "Apakah menjadi muslimah membuat anda merasa damai?," tanya seorang gadis cilik kepada Lauren Booth, adik ipar mantan PM Inggris Tony Blair. "It's very peacefull," jawab Booth yang sudah setahun menjadi muslimah.
Booth menjawab pertanyaan itu pada seminar "Islam, Fear Or Not To Fear?" yang merupakan bagian dari acara Islam Conference yang digelar Islamic Society Essex University, Colchester, pekan silam.
Perempuan kulit putih itu menjadi pembicara dengan topik "My Journey to Islam". Seminar itu dihadiri lebih dari 200 peserta termasuk walikota Colchester Sonia Lewis.
Dia mengatakan Muslim ingin semua orang menjadi bahagia. "Menjadi Muslim merupakan suatu kedamaian," ujar Lauren Booth lalu mengatakan bahwa kini dirinya menjadi lebih tenang.
Booth, yang mengenakan jilbab begitu menjadi muslimah, mengaku dibesarkan oleh orang tua yang tak religius di London Utara.
"Ayah saya, aktor Tony Booth, membagi waktunya antara bandar judi dan pub," kata perempuan kelahiran 1967 itu. Tony Booth dikenal karena perannya dalam Till Death Do Us Part. Tony adalah ayah dari Cherie Blair, istri mantan PM Inggris Tony Blair.
Kedua orang tuanya non-Muslim dan Booth menyebut ibunya lebih percaya tahayul, misalnya meletakkan benda tertentu di tempat tidur untuk mengusir setan.
"Pada saat saya kecil saya ingat suka berdoa kepada Tuhan, saat teman-teman bermain ketika istirahat saya justru suka membaca Alkitab," katanya.
Booth mengatakan persepsinya tentang Islam sama dengan umumnya orang barat saat terjadi peristiwa 9/11 di New York Amerika Serikat.
Tapi, ia mulai berpikir "apakah 1,3 miliar Muslim di dunia seburuk yang disebut-sebut. Mengapa tidak pernah terjadi perang besar antara kami dan mereka?"
Pertanyaan lain yang muncul adalah "mengapa wanita harus pergi belanja dengan mengunakan baju panjang dan penutup kepala. Sepertinya mereka merasa curiga saat saya sapa."
Dia mengaku "Saya hanyalah seorang wanita biasa yang merasa yakin ada sesuatu yang hilang dengan terjadinya peristiwa 9/11."
Dia mengaku makin penasaran dan sejak itu Lauren bertanya mengenai Islam, di antaranya kepada supir taksi yang berasal Somalia, Afganistan dan Irak.
Pada saat itu, sebagai wartawan Booth mendapat tugas meliput ke Palestina. Dia memang jurnalis yang sangat produktif dan menulis laporannya di berbagai Koran di Inggris seperti New Statesman, The Sunday Times, Guardian dan Daily Mail.
Pada tahun 2005, ia mengunjungi Tepi Barat untuk wawancara dengan Mahmoud Abbas. Pada tahun 2008, Lauren Booth kembali ke Gaza. Ia juga sering menghabiskan waktunya di Iran.
Saat terjadi pengepungan Israel di Jalur Gaza, Lauren menolak keluar dan menyatakan suatu kehormatan berada di bawah pengepungan bersama dengan orang-orang Palestina yang ingin bertahan hidup di bawah pendudukan Israel.
Makam Fatima
Lauren selanjutnya menjadi juru kampanye menentang perang di Irak. Dia mendukung Koalisi Hentikan Perang, Media Pekerja Terhadap Perang dan Gerakan FreeGaza.
Lauren memutuskan menjadi seorang Muslim enam pekan setelah mengunjungi makam Fatima al-Masumeh di kota Qom.
"Pada saat itu saya duduk dan merasakan keadaan yang penuh dengan spiritual, kebahagiaan mutlak dan sukacita," katanya.
Ketika dia kembali ke Inggris, Lauren memutuskan untuk segera mengucapkan dua kalimat Syahadah dan menganut agama Islam. "Saya tidak lagi minum alkohol," ujar Lauren yang menyebutkan bahwa keluarganya sangat kecanduan termasuk ayah dan mantan suaminya.
Ibu dua anak itu mengaku menjalani salat lima waktu dan punya hubungan sangat dekat dengan ibundanya.
Ketika anak Booth bertanya, apakah setelah menjadi Muslim ia akan tetap menjadi ibu bagi mereka, dia menjawab "Tentu saya menjadi ibu yang baik bagi mereka," ujar Lauren. Kedua anaknya mengikuti jejak Booth.
"Saya berusaha memberikan contoh, tidak mengurui mereka," ujar Lauren. Dia juga membaca Al-Qur`an setiap hari dan berharap tahun ini bisa melaksakan ibadah umroh.
Menurut Lauren Booth, makin banyak umat Muslim di Inggris merupakan pertanda baik bagi Negara tersebut. Dia mencontohkan diri sendiri yang sejak memeluk Islam menjadi pekerja yang baik dan menjadi ibu yang lebih baik untuk kedua putrinya.
Lauren berharap, perpindahan imannya menjadi seorang Muslimah itu bisa membantu Tony Blair, yang memperistri kakak tirinya, Cherrie, mengubah praduga tentang Islam. Tony Blair adalah pendukung George Bush dalam perang Irak.
Ketika berkomentar mengenai Tony Blair, Booth mengatakan "Tony Blair....... yaa Tony Blair," ujarnya diplomatis.
(ANT/A038)
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011